Kenapa Rayap Mengurai di Tempat dan Waktu yang Salah?

rayap pada bangunan beton

Selain dikenal sebagai hama serangga perusak,  rayap juga sangat dibutuhkan bagi ekosistem alam semesta. Rayap merupakan insekta atau serangga yang bermanfaat dan menguntungkan bagi kelangsungan hidup manusia, dikarenakan rayap memiliki kemampuan sebagai pengurai sisa tanaman/ kayu yang mengandung selulosa, lalu diubah atau diurai menjadi D-glukosa atau gula alami. Sehingga nutrisi bagi tanaman dan kesuburan tanah tetap terjaga. Kemampuan rayap sebagai dekomposer ini tidak dimiliki oleh sistem pencernaan manusia dan organisme tingkat tinggi lainnya.

Serangga sosial yang juga sering disebut ‘semut putih’ ini dikenal secara luas sering merusak bangunan dan benda-benda rumah tangga serta peralatan kerja seperti lemari, kitchen set, meja, kursi, lukisan, bahkan buku-buku dan arsip, serta sepatu dan bahan-bahan turunan kertas lainnya yang kesemuanya mengandung zat selulosa yang sangat disukai nya. Selain itu rayap juga menyerang hasil hutan, perkebunan, dan hasil pertanian seperti sawit, karet, dan lain-lain.

Pertanyaannya, kenapa rayap terutama golongan Rayap Tanah jenis Coptotermes menyerang / merusak bangunan, bahkan berusaha naik sampai ke plafon dan lantai-lantai atas gedung? Padahal rayap yang dikenal dengan daya rusak yang hebat dan dianggap paling berbahaya ini, harusnya bersarang di kediamannya yang berada di dalam tanah bersama induk / ratu atau koloni nya.

Lalu kenapa rayap harus bersusah payah mencari makan sampai harus menembus beton dan melewati retakan-retakan dinding di bangunan, selama 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu non stop? Apakah sudah tidak tersedia lagi makanan di dalam tanah atau di luar bangunan yang sehingga rayap harus naik menyerang bangunan?

Dan kalau memang fungsi asli rayap sebagai pengurai, kenapa rayap terlalu cepat mengurai, kayu, kusen, plafon, lemari, buku dan peralatan manusia lainnya sementara peralatan itu masih dibutuhkan oleh manusia? Lagi pula aktivitas rayap tersebut dilakukan secara diam-diam tanpa seizin dari si pemilik rumah/ bangunan.

Padahal seharusnya rayap mengurai semua unsur selulosa itu ketika kayu-kayu dan peralatan tersebut sudah dibuang oleh pemiliknya ke tempat sampah atau ke tempat tanah pembuangan akhir.

Tapi kok rayap nggak sabar sih? hehe

Semuanya pasti ada sebab, akibat, jawaban dan hikmahnya.

Sumber referensi: id.wikipedia.org, dan berbagai sumber

Rate this post
Facebook
WhatsApp
Telegram
Email

Leave a Replay